Duri dan bebatuan, terpaan angin dan hujan, terik matahari dan dinginnya udara malam, itu adalah perkara yang biasa dihadapi oleh para penempuh perjalanan. Hanya dengan pertolongan Allah kemudian tekad yang baja di dalam hatinya maka si musafir tetap melangkah meneruskan perjalanan menuju tempat yang ditujunya. Saudaraku, hidup di alam dunia ini adalah sebuah perjalanan yang dilalui oleh bergenerasi-generasi manusia dengan beragam keyakinan dan pola pikir mereka. Masing-masing memiliki cara pandang tersendiri untuk ‘menikmati’ dunia yang fana ini.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Alif lam mim, apakah manusia itu mengira dia dibiarkan begitu saja tanpa menerima ujian apa-apa. Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka agar Allah mengetahui siapakah di antara mereka orang-orang yang benar dan orang-orang yang dusta.” (QS. al-Ankabut : 1-2). Berbagai macam bentuk cobaan Allah berikan kepada manusia dengan beragam tingkat kehidupan dan strata sosial mereka. Si kaya diuji dengan hartanya, sedangkan si miskin diuji dengan kepapaan dirinya. Namun, tetap saja masing-masing diberi kesempatan untuk menuai pahala, dengan syukur dan sabar kepada Rabb mereka.
Dengan apa akan kau lalui perjalanan ini?
Perjalanan ini membutuhkan bekal, saudaraku. Sementara kita tidak tahu menahu berapa jauhnya jarak perjalanan itu. Berapakah usia kita di alam dunia ini, hanya Allah saja yang mengetahui secara pasti tentangnya dan dicatat oleh malaikat-Nya. Berapakah usiamu hari ini? Tidakkah kau sadar bahwa perjalanan ini adalah perjalanan yang berujung kepada alam masa depan, kehidupan akhirat yang abadi. Tanda tanya besar tentu tersimpan di benakmu; termasuk manakah aku; penghuni surga atau neraka? Aduhai, ketika kau membaca tulisan ini wahai saudaraku berarti Allah masih berkenan memberikan kesempatan kepadamu untuk kembali ke jalan yang telah dibentangkan oleh Rabbmu. Jalan itulah yang senantiasa diminta oleh kaum muslimin dalam setiap raka’at shalat mereka, “Ya Allah tunjukilah kami jalan yang lurus.” Sementara jalan yang lurus ini akan kau lalui dengan mudah jika kau membekali dirimu dengan iman, ilmu dan ketundukan kepada ar-Rahman.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Demi masa, sesungguhnya semua orang berada dalam kerugian selain orang-orang yang beriman dan beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. al-‘Ashr : 1-3). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat adalah kejadian yang sangat dahsyat. Pada hari itu setiap perempuan yang menyusui menelantarkan bayi susuannya dan setiap perempuan yang hamil berguguran kandungannya, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk sempoyongan, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk. Akan tetapi karena pada saat itu azab Allah sangatlah keras.” (QS. al-Hajj : 1-2).
Jangan hiraukan mereka!
Saudaraku, ketika engkau melihat orang-orang lain yang berlalu lalang di sekitarmu, seolah engkau melihat mereka telah larut dalam kesenangan yang membuai angan-angan mereka. Segala bentuk kenikmatan dunia mereka pampangkan di hadapan matamu. Dengan mata kepalamu kau saksikan mereka berterus terang mendurhakai ar-Rahman. Itulah kebiasaan budak-budak syaitan dan bala tentara hawa nafsu. Haram dan halal mungkin sudah lenyap dari kamus kehidupan mereka. Yang mereka inginkan adalah kesenangan dunia, padahal dunia tidak lebih berharga daripada sehelai sayap nyamuk di sisi Allah ta’ala.
Saudaraku, janganlah kau tergiur dengan tawaran dan godaan mereka. Ingatlah Rabbmu senantiasa mengawasi gerak-gerikmu. Innallaaha kaana ‘alaikum raqiiba. Pada hari ini kesabaran ekstra sangat kita butuhkan untuk menghadapi berbagai bentuk tekanan dan godaan. Jagalah pandanganmu, tahanlah lisanmu, dan saringlah suara-suara yang menembus gendang telingamu. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, itu semua akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. al-Israa’ : 36).
Kalau esok hari engkau masih hidup, maka ingatlah bahwa itu artinya Allah masih akan memberikan ujian kepadamu. Kalau esok engkau masih bernafas, maka ingatlah bahwa hidup dan matimu, shalat dan sembelihanmu semuanya hanya boleh kau tujukan kepada Allah Rabb seru sekalian alam. Semoga pesan ini tersimpan dalam hatimu. Berdoalah kepada-Nya agar kita bisa bersua di bawah naungan Arsy-Nya kelak pada hari kiamat, pada hari tiada berguna banyaknya harta dan keturunan kecuali bagi hamba yang menghadap Allah dengan hati yang bersih dari noda dosa dan kesyirikan. Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdu lillahi Rabbil ‘alamin.